Laman

  • RSS
Latest Post
Loading...

Wednesday, 12 October 2016

Setiap Bayi Terlahir Muslim


Apakah agamumu kini? Islam? Nasrani? Yahudi? Majusi? Hindu? atau Budha?, apapun yang manusia anut sebagaian besarnya tidak terlepas dari pengaruh orangtuanya. Orangtua memiliki andil besar dalam mengarahkan kita sejak lahir untuk mengikuti apa yang orangtua percaya. Hal ini selaras dengan pesan yang disampaikan Nabi Muhammad SAW, bahwa setiap bayi sesungguhnya dilahirkan dalam keadaan suci, akan tetapi orangtuanyalah yang membuatnya menjadi seorang Yahudi, Nasrani, dan Majusi.

Apakah kita pernah mengingat jika Allah berdialog dengan kita? tentu saja tidak, karena saat itu masih berupa ruh belum ada memori untuk mengingat, tapi Allah mengingatkan kita kembali dalam Al-Qur’annya. Oleh karena itu mari kita sadarkan manusia-manusia terkait hal ini. Karena ini berhubungan dengan aqidah alias agama, jangan sampai mereka yang Muslim dengan mudahnya berpindah-pindah agama, seakan-akan agama itu miliknya. Dan semoga mereka yang non Muslim menyadari hal ini dengan pesan yang ada dalam Al-Qur’an sehingga mereka dapat memeluk agama Islam.


Kali ini tentang bayi, setiap bayi itu suci, makanya tidak ada anak haram atau bayi haram, perbuatan orangtuanyalah yang haram, si bayi tetap suci. Bayi yang ketika lahir itu sebenarnya lahir dalam keadaan fitrah alias Muslim, kemudian datanglah peran orangtua. Kenapa dia lahir dalam keadaan fitrah? Karena dulu ketika bayi itu masih dalam berwujud roh atau ketika kita semua berwujud ruh, kita ditanya oleh Allah “Bukankah Aku adalah Tuhan kalian” dan kita semua menjawab “Iya, Kami bersaksi ya Allah”.

Kesaksian itulah yang menjadikan bayi-bayi itu suci. Oleh karena itu jika bayi tersebut wafat sebelum baligh, maka ia masuk surga karena tidaklah ia membawa dosa bahkan jika setiap akhir pekan menyembah berhala. Ia akan dihitung amalannya setelah aqil baligh. Bayi-bayi yang tidak bersalah itu akan tinggal disurga khusus bersama Nabi Ibrahim AS, mengelilinginya dan hidup bersamanya. Sedangkan bayi-bayi dari rahim muslimah kelak di surga akan menajdi pembantu bagi orangtuanya kelak. Ini mematahkan pendapat mereka yang beranggapan jika bayi yang lahir akan hilang begitu saja. Begitupula disayangkan sekali bagi yang membuhun bayi dalam kandungannya ataupun bayi yang telah lahir, karena mereka telah menghilangkan salah satu anugerah yang di titipkan Allah kepada Ibu itu. Karena tidak ada yang tahu jika sang bayi itu dapat membawa keberkahan dan rezeki yang berlimpah.

Ketika bayi-bayi yang lahir dapat bertahan hidup dan menjadi aqil baligh disinilah titik tolak kritis bagi dirinya untuk memilih beragama terlepas dari pengaruh orangtuanya, karena Allah memberikan kita akal yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya. Akal tersebutlah yang memiliki potensi untuk mencari kebenaran serta agama yang benar, kecuali kamu aqil baligh dalam keadaan Muslim maka kamu sudah berada pada jalur yang benar dan janganlah ragu sedikitpun tentang kebenaran Islam.

Lalu mengapa banyak orang berada dalam agama yang salah? Menurutku karena mereka tidak sadar dalam beragama. Bahkan yang Islamnya hanya di KTP saja tidak sadar dalam ber-Islam. Bagaimana seseorang sadar dalam beragama? Yaitu ketika ia menelaah ajaran agamanya apakah rasional ataukah irasional, karena agama yang benar adalah agama yang tidak berbenturan dengan rasionalitas. Jika sang bayi bertumbuh dewasa dan memilih agama yang tidak direstui Allah maka akan lebih baik baginya menjadi bayi selamanya dan dapat merasakan surga setelah wafatnya.