Laman

  • RSS
Latest Post
Loading...

Tuesday, 11 October 2016

Aku Beragama

Kenapa kamu beragama? Pernahkah kamu bertanya pada dirimu demikian?. Yap, benar kebanyakan kita beragama karena bawaan lahir, tergantung apa agama orangtuanya, Alhamdulillah bagi yang terlahir dari rahim seorang Muslimah atau mereka yang dapat hidayah. Yang disayangkan adalah mereka yang terlahir dari seorang Muslimah tapi masih sok-sokan mencari agama yang benar dan beranggapan agama Islam itu bukan agama yang final atau mereka yang bingung beragama dan mencoba mengambil jalan netral dengan tidak beragama (ateis).

                                                 sumber: www.keepcalm-o-matic.co.uk

Agama merupakan serangkaian peraturan yang menuntut para penganutnya untuk tunduk dan mengerjakan apa saja yang diperintahkan, dan pada dasarnya setiap manusia butuh aturan, baik itu agama maupun aturan buatan manusia lainnya. Tidak ada manusia yang hidup tanpa peraturan, pasti seluruh manusia telah menetapkan peraturan pada dirinya, sekalipun ia mengklaim dirinya adalah sebebas-bebasnya manusia maka kebebasan yang ia anut itu merupakan peraturan hidup baginya. Yap, kita sebagai manusia butuh peraturan, masalahnya kita itu mau diatur sama siapa? Kalau dikantor sudah pasti yang mengatur kita adalah bos kantor, kalau dirumah kita diatur sama yang punya rumah (orang tua), kalau dalam kehidupan bernegara kita diatur oleh pemerintah, lalu hidup dibumi yang berlimpah nikmat ini siapakah yang mengatur kita? kamu pasti tahu jawabannya, Allah-lah yang mengatur kita melalui agama. Dapat dibandingkan antara aturan manusia dengan aturan Allah, pasti lebih baik aturan Allah karena Allah-lah yang menciptakan kita maka Allah tahu yang terbaik bagi kita.

Aku sebagai seorang Muslim akan mengatakan Islam adalah agama yang paling benar, dan orang-orang non Muslim pun akan mengatakan jika agamanya adalah yang paling benar, lalu apakah fanatic terhadap agama yang dianut merupakan suatu kesalahan? Jelas bukan kesalahan, yang tersisa adalah dialog tentang agama siapakah yang paling benar. Ukuran kebenaran agama itu mudah, seberapa agama itu konsisten dalam perataurannya, yakni peraturan dalam kitab sucinya, bukan pada penganutnya, jangan sampai kita melihat penganut sebagai tolak ukur, karena penganut bisa salah bisa benar, sedangkan agama yang benar tidak akan pernah salah bahkan akan sangat konsisten karena penciptanya Maha Sempurna. Terlepas dari itu, jika kaum non Muslim tidak ingin memeluk Islam ya tidak apa, karena bagi mereka agama mereka dan bagi kita agama kita dan tetap dapat hidup berdampingan penuh kasih sayang.

Semoga sampai sini kita masih sepakat kalau beragama adalah sebuah kebutuhan dan keharusan. Lalu bagaimana dengan sekelompok orang yang mengatasnamakan kebebasan untuk tidak beragama karena tidak ingin ada konflik antar agama dan tidak ingin ada aturan yang mengikat, nah mereka ini ketika memilih tidak beragama seakan-akan telah menciptakan agama sendiri, karena ia menciptakan peraturan bagi dirinya sendiri, dan dengan begitu mereka telah memusuhi semua ummat beragama secara tidak langsung.

             Bagi kaum atheis, kebenaran adalah relatif. Apakah menurutmu pun seperti itu? Ketika kita mempercayai kebenaran sebagai suatu relativitas maka siapapun dapat membenarkan apa yang ia lakukan dan katakana sehingga tidak ada ukuran kebenaran, dan kemudian itu akan menyebabkan krisis kebenaran terhadap segala ajaran, lalu setiap yang beragama tidak lagi percaya terhadap apa yang ia anut dan ia kerjakan. Krisis itu yang sekarang sedang dialami oleh beberapa mahasiswa Muslim kita, ketika dibenturkan dengan studi perbandingan agama, dan didoktrin oleh dosennya untuk mengosongkan diri dari pengaruh agama supaya dapat melihat agama lain secara objektif, sang mahasiswa itu terima-terima saja dan menganggap dirinya kritis terhadap ajaran agama dan objektif. Padahal proses yang ia jalani itu sebuah awal dari kesesatan. Karena untuk menjadi mahasiswa perbandingan agama tidak harus menjadi netral untuk menilai agama lain karena tujuan menilai agama lain bukan lagi untuk mencari kebenaran karena Islam adalah kebenaran yang final, maka menilai agama lain itu untuk mencari kelemahan dan beberapa persamaan supaya dapat berdakwah kepada mereka. Karena ummat non Muslim ketika mempelajari Islam tidak sekali-kali ia meninggalkan agamanya.