Pada pembahasan ini aku tidak
akan membahas tentang infaq itu dapat membuatmu kaya, tapi aku ingin
menyampaikan penalaranku tentang infaq. Bahwa infaq itu bukan cuma untuk
dijadikan bahan pancingan supaya seseorang itu mendapatkan harta berlipatan
ganda, akan tetapi infaq itu lebih kepada bantuan kita untuk delapan golongan
yang berhak menerimanya, mereka itu adalah para fakir, miskin, orang-orang yang
berkerja mengumpulkannya dari para donator, para mu’alaf (baru masuk Islam), membebaskan
budak, ibnu sabil (orang dalam perjalanan jauh yang membutuhkan, fii sabilillah
(para pejuang dijalan Allah), dan ghorimin (orang yang memiliki hutang). Nah
merekalah yang berhak dapat infaq. Jadi sangat tidak disarankan untuk saling
berinfaq diantara kita kalau memang tidak termasuk delapan golongan tersebut.
sumber: http://jateng.dompetdhuafa.org
Kita udah tau yang delapan
golongan tersebut, tapi banyak diantara kita yang masih susah untuk
mengeluarkan infaq, tapi untuk pergi ke mall uang berapapun kayaknya akan
keluar dengan lancar tanpa hambatan dan kegelisahan. Hmm disini kita harus
kritis kepada diri kita sendiri, kok bisa sih begitu. Ya bisa jadi begini,
ketika harta itu dibelanjakan di mall kita akan dapatkan timbale baliknya
bukan? Ya seperti ketika kamu beli sepatu, uang kamu gak hilang kan sebenarnya
Cuma berganti wujud ke sepatu, begitupula dengan baju dan lain sebagainya. Tapi
ketika kita berinfaq uangnya kemana? Gone, hilang, pergi duitnya, timbal
baliknya tidak berwujud.
Sebelumnya, tahukan kamu kalau
berinfaq (memberi yang membutuhkan) itu merupakan adat (kebiasaan) orang kaya
dari zaman dulu sampai sekarang, tapi mereka tidak mengharapkan kekayaan dari
infaq mereka lho. Yap begitulah, mereka yang mencari uangnya mudah akan
mengeluarkannya dengan mudah dan pada akhirnya uang lainnya akan datang juga
dengan mudah.
Berinfaq itu tidak selalu identik dengan suatu agama, karena
siapa saja biasa berinfaq (memberi), tapi yang membedakan adalah ganjaran yang
akan diberikan oleh Allah, mereka yang gemar member tapi beragama non Muslim
maka tetap tidak akan masuk surga tapi Allah akan memberikan kepada mereka
kehidupan yang baik didunia, yap itu sesuai janji Allah. Sedangkan mereka yang
beriman dan gemar berinfaq, mereka akan mendapat pahala yang luar biasa,
berkali-kali lipat dari kenikmatan dunia.
Kalau mereka yang kaya seenaknya
berinfaq dan memperoleh kebaikan yang berlimpah apakah yang berkecukupan tidak
bisa berinfaq? Sebenarnya bisa aja, kalau mau bahkan dapat menghasilkan yang
jauh lebih banyak, karena spesialnya disana. Yaitu ketika berinfaq dalam
keadaan yang pas-pasan. Kalau orang kaya berinfaq dalam keadaan yang lapang
memang biasa uangnya tetap banyak, sedangkan mereka yang pas-pasan terasa berat
untuk berinfaq, tapi ketika mereka ringan tangan berinfaq maka pahala mereka
akan berlipat. Sebab kondisi yang berbeda menentukan hasil yang berbeda.
Supaya kita semangat infaq yuk
kita berlogika tentang infaq itu, tentunya dengan didukung dalil-dalil dari
Al-Qur’an supaya kita percaya tentang janji Allah. Ketika berinfaq hilangkan
dulu dari benak kita tentang apa yang akan kita dapatkan di dunia (materi)
setelah kita berinfaq, karena ditakutkan ketika kita tidak mendapatkan apa-apa
dari infaq kita akhirnya kita berhenti berinfaq. Padahal balasan infaq tak
melulu tentang hasil di dunia yang berupa materi kalaupun ada ya Alhamdulillah
tapi ketika tak ada maka percayalah aka nada hasil yang terbaik di akhirat.
Karena salah seorang saudagar Muslim pernah bergumam dengan rasa khawatirnya,
yaitu ketika dipercepat rizkinya di dunia ia khawatir tidak mendapatkan balasan
apa-apa di akhirat.
Ubahlah pandangan kita tentang
infaq, kalau apa yang akan kita dapat adalah untuk akhirat kita yang lebih
utama, supaya rekening amal kita bertambah. Kita harus memiliki akhirat view
ketika kita berinfaq, karena akhirat view itulah yang akan membuat kita punya
cita-cita besar untuk mendapatkan limpahan pahala terlebih jika berinfaq secara
diam-diam, akan selalu berlipat ganda, jika ada balasan yang didahulukan di
dunia anggaplah sebagai bonus dan berinfaqlah pula dengan itu, dan mohonlah
kepada Allah agar pahala di akhirat tidak terpangkas.
Allah menjanjikan kepada kita ummat Islam, jika
berbuat kebaikan maka akan diganjar dengan sepuluh kali lipat. Berinfaq
merupakan sebuah kebaikan tapi ada hitungan lain disurat Al-Baqarah ayat 261,
disana Allah mengumpamakan seseorang yang menginfaqkan hartanya dijalan Allah
bagaikan sebuah biji yang setelah ditanam menghasilkan tujuh kuncup, dan dalam
setiap kuncup ada seratus biji-bijian, dan Allah akan memberikan kelipatan
ganda bagi yang Dia kehendaki. Coba kamu kalikan satu kebaikan infaq itu, waw,
banyak kan pastinya belum lagi yang tidak terhitung. Semua itu akan dapat
dihasilkan secara maksimal jika niatnya tulus hanya untuk mengharapkan ridha
Allah. Dan untuk membantu niat yang tulus sepertinya berinfaq secara diam-diam
merupakan pilihan yang dapat dipertimbangkan.