Laman

  • RSS
Latest Post
Loading...

Monday, 17 October 2016

Logika Infaq

Pada pembahasan ini aku tidak akan membahas tentang infaq itu dapat membuatmu kaya, tapi aku ingin menyampaikan penalaranku tentang infaq. Bahwa infaq itu bukan cuma untuk dijadikan bahan pancingan supaya seseorang itu mendapatkan harta berlipatan ganda, akan tetapi infaq itu lebih kepada bantuan kita untuk delapan golongan yang berhak menerimanya, mereka itu adalah para fakir, miskin, orang-orang yang berkerja mengumpulkannya dari para donator, para mu’alaf (baru masuk Islam), membebaskan budak, ibnu sabil (orang dalam perjalanan jauh yang membutuhkan, fii sabilillah (para pejuang dijalan Allah), dan ghorimin (orang yang memiliki hutang). Nah merekalah yang berhak dapat infaq. Jadi sangat tidak disarankan untuk saling berinfaq diantara kita kalau memang tidak termasuk delapan golongan tersebut.

sumber: http://jateng.dompetdhuafa.org

Kita udah tau yang delapan golongan tersebut, tapi banyak diantara kita yang masih susah untuk mengeluarkan infaq, tapi untuk pergi ke mall uang berapapun kayaknya akan keluar dengan lancar tanpa hambatan dan kegelisahan. Hmm disini kita harus kritis kepada diri kita sendiri, kok bisa sih begitu. Ya bisa jadi begini, ketika harta itu dibelanjakan di mall kita akan dapatkan timbale baliknya bukan? Ya seperti ketika kamu beli sepatu, uang kamu gak hilang kan sebenarnya Cuma berganti wujud ke sepatu, begitupula dengan baju dan lain sebagainya. Tapi ketika kita berinfaq uangnya kemana? Gone, hilang, pergi duitnya, timbal baliknya tidak berwujud.

Sebelumnya, tahukan kamu kalau berinfaq (memberi yang membutuhkan) itu merupakan adat (kebiasaan) orang kaya dari zaman dulu sampai sekarang, tapi mereka tidak mengharapkan kekayaan dari infaq mereka lho. Yap begitulah, mereka yang mencari uangnya mudah akan mengeluarkannya dengan mudah dan pada akhirnya uang lainnya akan datang juga dengan mudah. 

Berinfaq itu tidak selalu identik dengan suatu agama, karena siapa saja biasa berinfaq (memberi), tapi yang membedakan adalah ganjaran yang akan diberikan oleh Allah, mereka yang gemar member tapi beragama non Muslim maka tetap tidak akan masuk surga tapi Allah akan memberikan kepada mereka kehidupan yang baik didunia, yap itu sesuai janji Allah. Sedangkan mereka yang beriman dan gemar berinfaq, mereka akan mendapat pahala yang luar biasa, berkali-kali lipat dari kenikmatan dunia.

Kalau mereka yang kaya seenaknya berinfaq dan memperoleh kebaikan yang berlimpah apakah yang berkecukupan tidak bisa berinfaq? Sebenarnya bisa aja, kalau mau bahkan dapat menghasilkan yang jauh lebih banyak, karena spesialnya disana. Yaitu ketika berinfaq dalam keadaan yang pas-pasan. Kalau orang kaya berinfaq dalam keadaan yang lapang memang biasa uangnya tetap banyak, sedangkan mereka yang pas-pasan terasa berat untuk berinfaq, tapi ketika mereka ringan tangan berinfaq maka pahala mereka akan berlipat. Sebab kondisi yang berbeda menentukan hasil yang berbeda.

Supaya kita semangat infaq yuk kita berlogika tentang infaq itu, tentunya dengan didukung dalil-dalil dari Al-Qur’an supaya kita percaya tentang janji Allah. Ketika berinfaq hilangkan dulu dari benak kita tentang apa yang akan kita dapatkan di dunia (materi) setelah kita berinfaq, karena ditakutkan ketika kita tidak mendapatkan apa-apa dari infaq kita akhirnya kita berhenti berinfaq. Padahal balasan infaq tak melulu tentang hasil di dunia yang berupa materi kalaupun ada ya Alhamdulillah tapi ketika tak ada maka percayalah aka nada hasil yang terbaik di akhirat. Karena salah seorang saudagar Muslim pernah bergumam dengan rasa khawatirnya, yaitu ketika dipercepat rizkinya di dunia ia khawatir tidak mendapatkan balasan apa-apa di akhirat.

Ubahlah pandangan kita tentang infaq, kalau apa yang akan kita dapat adalah untuk akhirat kita yang lebih utama, supaya rekening amal kita bertambah. Kita harus memiliki akhirat view ketika kita berinfaq, karena akhirat view itulah yang akan membuat kita punya cita-cita besar untuk mendapatkan limpahan pahala terlebih jika berinfaq secara diam-diam, akan selalu berlipat ganda, jika ada balasan yang didahulukan di dunia anggaplah sebagai bonus dan berinfaqlah pula dengan itu, dan mohonlah kepada Allah agar pahala di akhirat tidak terpangkas.

Allah menjanjikan kepada kita ummat Islam, jika berbuat kebaikan maka akan diganjar dengan sepuluh kali lipat. Berinfaq merupakan sebuah kebaikan tapi ada hitungan lain disurat Al-Baqarah ayat 261, disana Allah mengumpamakan seseorang yang menginfaqkan hartanya dijalan Allah bagaikan sebuah biji yang setelah ditanam menghasilkan tujuh kuncup, dan dalam setiap kuncup ada seratus biji-bijian, dan Allah akan memberikan kelipatan ganda bagi yang Dia kehendaki. Coba kamu kalikan satu kebaikan infaq itu, waw, banyak kan pastinya belum lagi yang tidak terhitung. Semua itu akan dapat dihasilkan secara maksimal jika niatnya tulus hanya untuk mengharapkan ridha Allah. Dan untuk membantu niat yang tulus sepertinya berinfaq secara diam-diam merupakan pilihan yang dapat dipertimbangkan.