Laman

  • RSS
Latest Post
Loading...

Tuesday, 18 October 2016

Berkunjung dalam Islam

Bersilaturrahim merupakan salah satu kebiasaan yang baik pada ummat Islam dan pada bangsa Indonesia. Selain dari keutamaannya yang dahsyat ada juga ancaman keras bagi yang tidak menyambung tali persaudaraan (silaturrahim). Berkunjung termasuk salah satu sarana bersilaturrahim, selain melalui online atau bertemu diagenda-agenda besar. Berkunjung tidaklah harus terikat dengan hari-hari besar saja, karena bersilaturrahim merupakan sebuah kewajiban, jadi alangkah baiknya jika dirutinkan. Akan tetapi dalam berkunjung ada adab-adabnya (etika), hal tersebut sudah diatur dalam Islam melalui surat An-Nur ayat 27-28.

sumber : kampunglucu.com

Dalam ayat-ayat diatas, dijelaskan bahwa kita sebagai tamu diperintahkan untuk meminta izin kepada pemilik tempat (rumah yang kita kunjungi), dan dilarang untuk memasuki rumah yang rumah kita karena kita tidak memiliki hak apapun terhadap rumah tersebut. Setelah izin untuk memasuki rumah tersebut kita diperintahkan mengucapkan salam. Yap, kalau kita dapat izin kita boleh masuk, nah bagaimana kalau kita tidak mendapatkan izin untuk masuk? Apakah kita boleh memaksa dan memelas? Oh tidak boleh, karena kalau kita diminta untuk pulang, maka lebih baik bagi kita untuk pulang tanpa merasa sakit hati dengan kejadian tersebut, karena ialah yang memiliki hak.

Selain yang terangkum dalam pembahasan ayat diatas, ada tambahan lainnya terkait berkunjung. Nah, mari disimak baik-baik ya.

Ketika kita datang bertamu kerumah seseorang, maka kita dituntutn untuk memiliki tujuan yang jelas dan itikad yang baik. Memiliki tujuan yang jelas jangan selalu diidentikkan dengan punya hajat alias kebutuhan khusus jadi kalau kebutuhan itu tidak ada ya tidak berkunjung, bukanlah demikan. Maksud dari tujuan jelas itu adalah untuk menyambung tali persaudaraan, menanyakan kabar dan memperhatikan urusan saudara dan teman-teman kita. 

Oleh karena itu tidaklah harus bagi kita untuk selalu mengunjungi mereka yang strata sosialnya diatas kita, karena kita mengunjungi siapapun yang menjadi saudara kita atau sahabat kita tanpa memandang strata sosial. Ada sebuah ibrah (pelajaran) yang dapat kita ambil dari sahabat yang satu ini, ia datang kepada sahabatnya di suatu kota, dalam perjalannya, Allah mengutus malaikat untuk menanyakan tujuan orang ini. Malaikat itu bertanya ‘hendak kemana engkau?’ sahabat tersebut menjawab ‘mengunjungi saudaraku di kota ini’, malaikat tersebut kembali bertanya ‘apakah engkau hendak menerima nikmat darinya?’ dijawab oleh sahabat ‘tidak, saya berkunjung semata-mata mencintainya karena Allah’ malaikat itupun membuka kedoknya dan mengatakan ‘sesungguhnya aku adalah utusan Allah untuk menyampaikan kepadamu bahwa Allah mencintaimu sebagaimana engkau mencintainya’.

Nah diantara etika bertamu atau berkunjung lainnya adalah kita tidak membuat susah tuan rumah, jangan sampai karena kedatangan kita akhirnya tuan rumah meminjam sana-sini untuk menjamu kita atau bahkan terjatuh dalam perbuatan dosa karena kita bertamu. Maka dari itu usahakanlah jika bertamu hendaknya kita mengetahui keadaan tuan rumah tersebut lebih dahulu dan alangkah baiknya jika kita yang membawakan kepadanya buah tangan agar membudahkan baginya. Karena tidak melulu tuan rumah yang memberikan. Termasuk janganlah berlama-lama dirumah yang kita kunjungi, jika urusan kita sudah selesai maka hendaklah bersegera untuk pergi agar tuan rumah dapat bebas beraktivitas.

Dalam Islam pun diatur waktu untuk berkunjung, sebagaimana yang dicontoh oleh Rasulullah, bahwa beliau tidak pernah mengetuk pintu pada keluarganya pada waktu malam. Beliau biasanya datang kepada mereka di waktu pagi atau pagi. Apa yang Nabi lakukan adalah kepada keluarganya, bagaimana dengan para sahabatnya pastilah akan lebih menjaga perasaan mereka.

Saat berkunjung utamakan mengetuk pintu maksimal tiga kali, jika tidak dibukakan maka tinggalkan, dan jika dipersilahkan masuk maka perkenalkan dirimu kalau belum kenal sebelumnya dan sebutkan keperluanmu dalam berkunjung jika tuan rumah belum tahu keperluanmu. Kalau dizinkan untuk masuk rumah, maka jagalah pandanganmu dari apapun itu, alias tundukkan pandanganmu, jangan melihat apapun yang kira-kira membuat pemilik rumah malu dan merasa tidak nyaman. Jika urusan sudah selesai doakanlah pemilik rumah agar ia dapat mendapatkan keberkahan.


Begitulah Islam mengatur penganutnya dalam berkunjung, karena Islam menjaga hak-hak manusia dan memperhatikan urusan-urusan mereka. Maka ikutilah Islam secara menyeluruh maka kamu akan menajadi manusia yang berkualitas dan memiliki nilai yang tinggi, paling tidak disisi Allah.