Bersilaturrahim merupakan salah
satu kebiasaan yang baik pada ummat Islam dan pada bangsa Indonesia. Selain dari
keutamaannya yang dahsyat ada juga ancaman keras bagi yang tidak menyambung
tali persaudaraan (silaturrahim). Berkunjung termasuk salah satu sarana
bersilaturrahim, selain melalui online atau bertemu diagenda-agenda besar. Berkunjung
tidaklah harus terikat dengan hari-hari besar saja, karena bersilaturrahim
merupakan sebuah kewajiban, jadi alangkah baiknya jika dirutinkan. Akan tetapi
dalam berkunjung ada adab-adabnya (etika), hal tersebut sudah diatur dalam
Islam melalui surat An-Nur ayat 27-28.
sumber : kampunglucu.com
Dalam ayat-ayat diatas,
dijelaskan bahwa kita sebagai tamu diperintahkan untuk meminta izin kepada
pemilik tempat (rumah yang kita kunjungi), dan dilarang untuk memasuki rumah
yang rumah kita karena kita tidak memiliki hak apapun terhadap rumah tersebut.
Setelah izin untuk memasuki rumah tersebut kita diperintahkan mengucapkan
salam. Yap, kalau kita dapat izin kita boleh masuk, nah bagaimana kalau kita
tidak mendapatkan izin untuk masuk? Apakah kita boleh memaksa dan memelas? Oh tidak
boleh, karena kalau kita diminta untuk pulang, maka lebih baik bagi kita untuk
pulang tanpa merasa sakit hati dengan kejadian tersebut, karena ialah yang
memiliki hak.
Selain yang terangkum dalam
pembahasan ayat diatas, ada tambahan lainnya terkait berkunjung. Nah, mari
disimak baik-baik ya.
Ketika kita datang bertamu
kerumah seseorang, maka kita dituntutn untuk memiliki tujuan yang jelas dan
itikad yang baik. Memiliki tujuan yang jelas jangan selalu diidentikkan dengan
punya hajat alias kebutuhan khusus jadi kalau kebutuhan itu tidak ada ya tidak
berkunjung, bukanlah demikan. Maksud dari tujuan jelas itu adalah untuk
menyambung tali persaudaraan, menanyakan kabar dan memperhatikan urusan saudara
dan teman-teman kita.
Oleh karena itu tidaklah harus bagi kita untuk selalu
mengunjungi mereka yang strata sosialnya diatas kita, karena kita mengunjungi
siapapun yang menjadi saudara kita atau sahabat kita tanpa memandang strata
sosial. Ada sebuah ibrah (pelajaran) yang dapat kita ambil dari sahabat yang
satu ini, ia datang kepada sahabatnya di suatu kota, dalam perjalannya, Allah
mengutus malaikat untuk menanyakan tujuan orang ini. Malaikat itu bertanya ‘hendak
kemana engkau?’ sahabat tersebut menjawab ‘mengunjungi saudaraku di kota ini’,
malaikat tersebut kembali bertanya ‘apakah engkau hendak menerima nikmat
darinya?’ dijawab oleh sahabat ‘tidak, saya berkunjung semata-mata mencintainya
karena Allah’ malaikat itupun membuka kedoknya dan mengatakan ‘sesungguhnya aku
adalah utusan Allah untuk menyampaikan kepadamu bahwa Allah mencintaimu
sebagaimana engkau mencintainya’.
Nah diantara etika bertamu atau
berkunjung lainnya adalah kita tidak membuat susah tuan rumah, jangan sampai
karena kedatangan kita akhirnya tuan rumah meminjam sana-sini untuk menjamu
kita atau bahkan terjatuh dalam perbuatan dosa karena kita bertamu. Maka dari
itu usahakanlah jika bertamu hendaknya kita mengetahui keadaan tuan rumah
tersebut lebih dahulu dan alangkah baiknya jika kita yang membawakan kepadanya
buah tangan agar membudahkan baginya. Karena tidak melulu tuan rumah yang
memberikan. Termasuk janganlah berlama-lama dirumah yang kita kunjungi, jika
urusan kita sudah selesai maka hendaklah bersegera untuk pergi agar tuan rumah
dapat bebas beraktivitas.
Dalam Islam pun diatur waktu
untuk berkunjung, sebagaimana yang dicontoh oleh Rasulullah, bahwa beliau tidak
pernah mengetuk pintu pada keluarganya pada waktu malam. Beliau biasanya datang
kepada mereka di waktu pagi atau pagi. Apa yang Nabi lakukan adalah kepada
keluarganya, bagaimana dengan para sahabatnya pastilah akan lebih menjaga
perasaan mereka.
Saat berkunjung utamakan mengetuk
pintu maksimal tiga kali, jika tidak dibukakan maka tinggalkan, dan jika
dipersilahkan masuk maka perkenalkan dirimu kalau belum kenal sebelumnya dan sebutkan
keperluanmu dalam berkunjung jika tuan rumah belum tahu keperluanmu. Kalau dizinkan
untuk masuk rumah, maka jagalah pandanganmu dari apapun itu, alias tundukkan
pandanganmu, jangan melihat apapun yang kira-kira membuat pemilik rumah malu
dan merasa tidak nyaman. Jika urusan sudah selesai doakanlah pemilik rumah agar
ia dapat mendapatkan keberkahan.
Begitulah Islam mengatur
penganutnya dalam berkunjung, karena Islam menjaga hak-hak manusia dan
memperhatikan urusan-urusan mereka. Maka ikutilah Islam secara menyeluruh maka
kamu akan menajadi manusia yang berkualitas dan memiliki nilai yang tinggi,
paling tidak disisi Allah.