Gugusan bintang bagi para pelayar
dan para pedagang arab dahulu merupakan anugrah Allah yang sangat indah,
karenanya mereka dapat mengetahui arah perjalanan. Lalu teknologi itupun
digantikan oleh navigasi modern supaya jalur perjalanan sesuai dengan rencana,
dan kini manusia menggunakan kompas sebagai penunjuk arah, pada intinya seluruh
penunjuk arah itu baik yang alami ataupun yang buatan merupakan pemberi petunjuk
supaya kita tidak tersesat. Pertanyaannya, mengapa manusia secara naluriah takut
tersesat sehingga ia mencari berbagai sarana agar dapat sampai tempat tujuan
dengan selamat?
sumber: maslatip.com
Yap,
manusia pada intinya khawatir akan tersesat, oleh karena itu kamu akan temui
setiap produk akan memiliki buku petunjuk supaya pengguna tidak salah menggunakan
produk itu. Maka bagi Allah-lah contoh tertinggi, yaitu ketika Allah
menciptakan manusia, Allah menciptakan sekaligus buku pedoman baginya, dengan
tujuan yang sama yaitu supaya manusia tidak tersesat. Oleh karena itu Al-Quran
bagi kita ummat Islam bagai kompas, yang seharusnya selalu kita tengok dan
amalkan.
Apa
aku akan menulis kalau Al-Quran sebagai kompas aja? Duh sangat biasa
kedengerannya. Tidak begitu, Aku ingin membahas tentang kita yang jarang
menggunakan kompas itu. Yuk mari memahami Al-Quran itu supaya kita gak
kehilangan arah. Hm banyak orang Islam yang hidupnya seperti tidak hidup,
kenapa aku katakan mereka tidak hidup, karena tingkah laku dan aktivitas mereka
tidak menggambarkan bahwa mereka orang Islam.
Tahukah
kamu kalau Al-Quran itu akan dapat mengangkat suatu kaum dan menjatuhkan suatu
kaum juga, mengangkat mereka karena mereka mengamalkannya dan menjatuhkannya
saat meninggalkan amalannya. Sadarkah kalau ummat Islam saat ini mundur dan
tertinggal ribuan tahun dari negara-negara lainnya, jawaban sederhananya karena
mereka meninggalkan ajaran agama Islam. Jika kamu ingin kita maju, maka mari
kembali kepada kompas yang telah lama kita tinggalkan